Pengalaman Melahirkan Secara Caesar

Di tulisan kali ini, saya bermaksud sharing kepada para bunda pengalamanku melahirkan bayi pertama secara caesar. Yah sekedar ingin berbagi pengalaman saja sih kepada bunda, siapa tahu bunda juga berminat menjalani operasi caesar saat melahirkan bayi nanti, tapi saran saya sih jangan ya hehehe

24 Maret 2014

Sore itu adalah jadwal check up ke dokter kandungan, saat bertemu dokter dan dilakukan proses USG, dokter memintaku untuk tinggal dan langsung masuk ke ruang bersalin karena melihat kondisi air ketuban yang mulai menipis dan kondisi tali pusar bayiku yang sudah mulai memutih yang berarti dia sudah siap untuk dilahirkan. Akhirnya tinggal lah saya di ruang bersalin. Saat dilakukan pemeriksaan dalam ternyata pembukaan masih sangat jauh, belum sampai pembukaan satu. Tapi bidan sudah melakukan pompa agar pupku keluar heheheh.

Seusai magrib, bidan memintaku untuk pergi ke kamar karena dokter yang akan memeriksaku masih sedang praktek dan melihat pembukaanku yang masih sangat jauh. Pukul 9 malam, bidan kembali memanggilku ke ruang bersalin dan dokter kembali melakukan pemeriksaan dalam tapi kondisinya masih sama, masih sangat jauh. Setelah itu dokter memasukkan obat pelentur otot vagina ke dalam rahimku, lalu bidan memintaku untuk pindah ke tempat tidur bersalin yang ada di bagian luar. Saat berjalan, saya merasa seperti ada cairan yang keluar dari selangkanganku, seperti pipis tapi bukan pipis. Hal tersebut masih tidak kupedulikan hingga saat berbaring di ranjang, airnya terasa semakin banyak, jadi saya meminta suamiku untuk memberitahukan kepada bidan yang bertugas. Setelah dilakukan tes, ternyata air itu adalah air ketuban yang merembes. OMG! air ketubanku merembes disaat pembukaan belum mencapai pembukaan satu!

Praktis dokter menyarankan agar dilakukan induksi untuk merangsang pembukaan. Kata orang-orang sih induksi itu akan sangat menyakitkan, tapi anehnya saya sama sekali tidak merasakan sakit apa-apa, malah saya masih bisa bercanda dengan suamiku. Tapi tidak enaknya saya harus buang air lewat pispot. euwww…

25 Maret 2014

Pukul 10 pagi, dokter melakukan USG karena saat dilakukan pemeriksaan dalam jam 6 pagi, pembukaanku masih di tahap pertama. Saat dilakukan pemeriksaan USG, ternyata air ketubanku sisa sedikit sekali di dalam, dokter sangat khawatir dan menyarankan agar melakukan operasi caesar karena melihat dinding rahimku yang sangat tebal sehingga bayiku tidak sanggup menembusya bahkan setelah diberikan induksi. Menangis, itulah yang bisa kulakukan karena sebelumnya saya sudah sangat siap melahirkan normal tapi ternyata Allah berkehendak lain.

Pukul 11, saya dibawa masuk ke ruang operasi, sendirian tanpa ditemani suami atau ibuku. Di dalam sudah ada 2 dokter laki-laki, 2 dokter perempuan dan 2 orang bidan. Pertama dokter anastesi melakukan bius lokal dengan cara memintaku untuk duduk sedikit membungkuk dan lemas kemudian menyuntik bagian tulang belakangku. Awalnya kupikir akan terasa sakit, ternyata lebih sakit saat dilakukan pengambilan darah. Setelah itu saya direbahkan dan diminta untuk menggerakkan kaki, tapi apa daya rasanya tidak mampu hehehehe dokter berkata agar tidak memaksanya supaya kepala tidak terasa pusing. Setelah itu kedua tanganku direntangkan, alat pengukur tensi otomatis terpasang di tangan kananku, pengukur detak jantung terpasang di dadaku dan infus tambahan di tangan kiriku serta selang oksigen terpasang di hidungku. Oh iya, di dadaku juga dipasang tirai agar saya tidak melihat proses perobekan perutku heheheh.

Dokter dan bidan mulai bekerja mengutak atik perutku, entah diapakan oleh mereka, yang jelas awalnya mereka mencukur rambut dibagian perut bawahku sementara dokter anastesi tadi mengajakku ngobrol dan melarangku untuk tidur sebelum melihat bayiku. Beberapa saat kemudian, dokter kandunganku di meminta tolong pada kedua dokter anastesi untuk mendorong perutku bagian atas karena bayinya susah kelur hehehe. Mungkin bayiku sudah keluar sampai si dokter anastesi berkata “wahh besarnya anaknya bu, pasti di atas 3 kg itu” dan saya hanya bisa tersenyum. Selang beberapa waktu kemudian, saya mendengar tangisan pertama bayiku, kemudian dokter memintaku untuk berbalik ke kiri. Saya lihat bayiku digendong oleh bidan, bayiku menangis dan menggerak-gerakkan kedua tangan dan kakinya. Dia lahir dengan kondisi yang sangat bersih, Alhamdulillah ya Allah.. Setelah ditimbang dan diukur tingginya ternyata bayiku sangat sehat hehehehe lahir dengan berat 3,8kg dan panjang 50cm. Alhamdulillah.. bayiku lahir tanggal 25 Maret 2014 pukul 12.05 siang 🙂

2014-04-02 18.31.56Setelah dilakukan proses penjahitan, saya dibawa ke ruang pemulihan dan harus tinggal di dalam selama 24 jam dengan suster yang siaga menjagaku 24 jam pula. Rasanya masih mati rasa mulai bawah dadaku hingga ujung kaki, tapi saat malam, sakitnya mulai terasa. Ya Allah, sakit rasanya. Beberapa hari pasca melahirkan pun, saat rahim kontraksi sakitnya akan double karena rasa sakit akibat kontraksi rahim ditambah bekas jahitannya pun terasa sakit.

Tapi disamping rasa sakit yang saya rasakan pasca operasi hingga saat ini dan mungkin pemulihannya akan sangat lama, saya bersyukur karena diberikan bayi yang sehat dan lucu 🙂 And this is my baby Qifaya saat berumur 8 hari 😀

Berikan Komentarmu ^_^ Hindari iklan terselubung yaa..